SUMO777 – Kisah Dowinta, Ibu yang Terombang-ambing di Laut Bengkulu Selama 4 Hari Bersama 2 Anak, Suami Baru Meninggal

admin Avatar
Korban saat berangkat dari Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu menuju Pulau Enggano pada Sabtu (24/5/2025). Korban kapal hilang tujuan Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, ternyata berangkat gunakan kapal nelayan untuk selesaikan urusan adat almarhum suami

Lihat Foto

Kepahiang, Bengkulu, bernama Dowinta atau akrab disapa Dodo, membagikan kisah menegangkan saat dirinya bersama keluarga terombang-ambing di perairan Bengkulu selama empat hari.

Peristiwa ini terjadi saat Dowinta menumpangi Kapal Motor (KM) Altaf yang sempat dilaporkan hilang kontak dalam perjalanan menuju Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, sejak Sabtu (24/5/2025) sore hingga berhasil diselamatkan pada Selasa (27/5/2025) pagi.

Dodo berangkat dari Pelabuhan Pulau Baai di Kota Bengkulu bersama dua anaknya, Nata (6) dan Nakib (3), serta kakak kandungnya Novi (36), dan kakak iparnya Danil (40).

Mereka bertujuan ke Desa Malakoni, kampung halaman almarhum suaminya, untuk mengikuti upacara adat tujuh hari kematian.

“Dia (Dodo) ini berangkat dari Kepahiang, suaminya baru meninggal enam hari yang lalu. Mau ke sini (Enggano) untuk nyelesaikan soal adat almarhum suaminya itu,” ujar Mulyadi, kerabat korban yang berada di Pulau Enggano, saat dihubungi Tribun Bengkulu, Kamis (29/5/2025).

Kapal Alami Kerusakan di Tengah Laut

Menurut informasi dari pihak keluarga, kapal berangkat dari Pelabuhan Pulau Baai sekitar pukul 14.00 WIB. Namun, hingga keesokan harinya, kapal tak kunjung tiba di Pulau Enggano.

“Kalau laut tenang, biasanya paling lambat tiba pukul 04.00 subuh keesokan harinya. Tapi ini tidak sampai-sampai,” ucap Mulyadi saat itu.

Humas Basarnas Bengkulu, Mega Maysilva, menjelaskan bahwa keterbatasan komunikasi menjadi kendala utama dalam pencarian.

“Satu-satunya alat komunikasi di kapal hanya handphone. Sedangkan di tengah laut, kita tahu sendiri jaringan tidak tersedia,” katanya, Senin (26/5/2025).

Selama empat hari, rombongan Dowinta terombang-ambing setelah baling-baling kapal rusak pada Sabtu malam.

Parahnya lagi, kapal bahkan sempat terbawa arus hingga mengarah ke Samudra Hindia.

“Kami cuma bisa makan, tidur, dan memandangi laut, berharap ada kapal lewat. Malamnya sempat lihat titik cahaya, tapi tak bisa hubungi mereka. Sinyalnya tak sampai,” ujar Dowinta saat diwawancarai Tribun Bengkulu, Kamis (29/5/2025).

Bertahan Demi Anak-anak

Dowinta mengaku sempat putus asa. Anak-anaknya pun terus bertanya kapan mereka akan dijemput.

“Kalau saya sendiri mungkin bisa lebih ikhlas. Tapi anak-anak baru kehilangan bapaknya. Saya cuma pikir, masa mereka harus mengalami hal seperti ini lagi,” katanya dengan suara bergetar.

Beruntung, salah satu anak buah kapal (ABK) berusaha menghibur anak-anak dengan memasak dan mengajak memancing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *