
Proses pendataan jumlah korban masih berlangsung hingga saat ini.
Kapolresta Bengkulu, Kombes Pol Sudarno, menyampaikan bahwa pendataan korban masih terus dilakukan, baik yang sedang dirawat di rumah sakit maupun yang sudah dipulangkan.
“Fokus untuk melakukan pendataan, karena datanya masih belum pasti. Kita melakukan pendataan di rumah sakit maupun yang sudah keluar (dari rumah sakit). Yang jelas sampai saat ini yang meninggal di rumah sakit ada tujuh orang, lima di Rumah Sakit Bhayangkara dan dua orang di RSHD,” ujar Sudarno saat ditemui di Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu, Minggu (11/5/2025) malam, dikutip dari Antara (12/5/2025).
Jumlah Korban Kapal Karam Pulau Tikus
Ketujuh korban meninggal yang berhasil diidentifikasi antara lain:
- Riska Nurjanah (28), warga Lubuk Linggau, Sumatera Selatan
- Ratna Kurniati (28), warga Kota Bengkulu
- Tesya (20), warga Kabupaten Kepahiang, Bengkulu
- Nesya (27), warga Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu
- Arva Richi Dekry (29), warga Padang Utara, Sumatera Barat
- Yunita
- Suantra
Sementara itu, 20 orang yang sebelumnya mendapatkan perawatan di RSHD telah dipulangkan karena kondisinya dinyatakan membaik. Sejumlah korban lainnya masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara.
Data Korban Selamat Kapal Karam di Pulau Tikus Masih Diklarifikasi
Kapolresta menambahkan bahwa pengecekan ulang data korban terus dilakukan, terutama untuk memastikan jumlah penumpang yang selamat dan memastikan tidak ada yang belum terdata.
“Langkah selanjutnya kita melakukan pengecekan ulang data di posko termasuk jumlah korban selamat maupun yang belum melapor atau terkonfirmasi. Jika masih ada data atau orang yang terkonfirmasi dalam pencarian maka kita akan melaksanakan operasi SAR,” jelas Sudarno.
Kapal Bawa 104 Orang Saat Tenggelam di Pulau Tikus
KM Tiga Putra diketahui mengangkut total 104 orang, terdiri dari 98 wisatawan, satu nahkoda, dan lima anak buah kapal (ABK).
Rombongan penumpang berasal dari berbagai daerah, termasuk Kota Lubuk Linggau, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, dan Kota Bengkulu.
Insiden tragis ini terjadi sekitar pukul 16.00 WIB, ketika kapal yang hendak kembali ke daratan mengalami mati mesin di perairan laut Malabero.
Setelah itu, kapal dihantam ombak besar hingga mengalami kebocoran dan akhirnya tenggelam.
Sumber:
Leave a Reply