
jemaah haji asal Depok dari Kloter JKS-12, bahwa perjalanan pulangnya dari Tanah Suci akan diwarnai kejadian mendebarkan sekaligus berujung manis: transit mendadak di Medan, Sumatera Utara.
Semua bermula dari insiden mengejutkan berupa ancaman bom yang ditujukan kepada penerbangan Saudia Airlines.
Akibatnya, pesawat yang ditumpangi Tahani dan 441 jemaah lain terpaksa dialihkan dari rute semula.
“Alhamdulillah kami semua baik-baik saja. Bahkan bisa dibilang berakhir bahagia. Kami pulang lewat Medan dan bisa bawa oleh-oleh bolu Meranti untuk keluarga,” kata Tahani sambil tersenyum saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (18/6/2025).
Ancaman Bom dan Prosedur Keamanan
Penerbangan SV 5275 yang membawa jemaah JKS-12 dijadwalkan langsung dari Jeddah menuju Jakarta. Namun pada Selasa pagi, pihak maskapai Saudia Airlines menerima sebuah email berisi ancaman bom.
Demi keamanan, pesawat dialihkan ke Bandara Kualanamu, Medan, untuk evakuasi dan pemeriksaan menyeluruh.
“Ancaman ini berasal dari pihak eksternal, bukan dari jemaah. Tapi protokol keamanan tetap harus dijalankan. Semua barang dan pesawat kami periksa ulang,” jelas Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief dilansir dari laman resmi Kemenag.
Setelah dipastikan tidak ada benda mencurigakan, para jemaah kemudian diinapkan semalam di tiga hotel yang berada di sekitar bandara.
Mereka didampingi petugas haji hingga penerbangan lanjutan ke Jakarta pada hari berikutnya.
Penanganan Cepat dan Kompak
Tahani menilai penanganan insiden ini berjalan dengan sangat baik. Ia memuji sinergi berbagai pihak yang membuat para jemaah tetap merasa aman dan tenang selama di Medan.
“Kami merasa sangat diperhatikan. Dari kesehatan, keamanan, sampai logistik selama di Medan. Semua berjalan rapi dan manusiawi,” ungkapnya.
Ia pun menyampaikan rasa terima kasih kepada Kementerian Agama, TNI, Polri, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, otoritas bandara, dan seluruh petugas yang terlibat.
“Kami jadi tenang, keluarga di Depok juga tidak panik karena komunikasi lancar,” tambah Tahani yang melaksanakan ibadah haji bersama sang suami, Fahrurozi.
Cerita Tambahan dan Oleh-oleh Manis dari Medan
Meski kepulangan sempat tertunda satu hari, banyak jemaah justru menganggap pengalaman ini sebagai momen tambahan yang menyenangkan.
“Banyak dari kami belum pernah ke Medan. Jadi ini seperti bonus setelah haji,” tutur Fahrurozi.
Dan oleh-oleh khas Medan, bolu Meranti, menjadi buah tangan favorit yang dibawa pulang untuk keluarga di kampung halaman.
Meski sempat diuji dengan kejadian tak terduga, para jemaah tetap pulang dengan hati penuh syukur.
“Kami sudah diberikan pelayanan yang luar biasa dalam perjalanan haji ini. Saya mengucapkan terima kasih, perjalanan haji ini berakhir bahagia,” ujar Tahani sambil tersenyum.
Bagi mereka, buah tangan terbaik dari perjalanan ini bukan hanya oleh-oleh dari Medan, tetapi juga kisah yang bisa dibagikan—tentang ujian, ketenangan hati, dan kebahagiaan yang muncul di luar rencana.
Leave a Reply