
Hingga siang hari pukul 12.00 WIB, aparat gabungan dari Batalyon Pelopor B Petanang, Polres Musi Rawas, dan Polres Lubuk Linggau masih terus berupaya mengendalikan situasi di dalam lapas.
Pantauan di lokasi menunjukkan suasana mencekam. Dari balik tembok Lapas, terdengar suara seorang warga binaan yang berteriak melalui pengeras suara.
Dalam pernyataannya, narapidana itu menyebut bahwa mereka melakukan perlawanan karena merasa tertindas selama menjalani masa hukuman.
“Kami sudah tidak tahan dengan perlakuan yang kami terima di sini. Ini bukan soal fasilitas, ini soal perlakuan yang tidak adil,” teriak salah satu narapidana dikutip dari Antara.
Dari laporan di lapangan, seluruh ruangan di dalam lapas telah dikuasai oleh para narapidana. Aparat masih terus berupaya masuk ke dalam untuk mengamankan situasi dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
Bagaimana Respons Aparat dan Dampaknya bagi Warga Sekitar?
Sebagai langkah cepat, pihak Kepolisian dari Polres Musi Rawas menutup jalan di depan kompleks Lapas Narkotika Muara Beliti.
Arus lalu lintas sementara dialihkan melalui jalur perkantoran Agropolitan Center Muara Beliti guna menjamin keselamatan warga sipil dan mempermudah mobilisasi aparat keamanan.
Kehadiran aparat bersenjata lengkap tampak berjaga di berbagai titik strategis sekitar lapas. Kendaraan taktis juga dikerahkan untuk mengantisipasi kemungkinan kerusuhan yang meluas.
Meski belum ada pernyataan resmi dari pihak Lapas Narkotika Muara Beliti, tuntutan para narapidana yang disuarakan melalui pengeras suara tampaknya berfokus pada perlakuan yang dianggap tidak adil. Mereka menuding adanya tindakan represif selama menjalani masa pidana.
Hingga saat ini belum diketahui pasti apakah ada korban luka dalam insiden ini. Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi resmi dari pihak Lapas mengenai penyebab kerusuhan maupun jumlah narapidana yang terlibat.
Leave a Reply