SUMO777 – Tidur di Jurang 600 Meter Demi Evakuasi Pendaki Brasil: Kisah Heroik Tim SAR Rinjani Melawan Alam

admin Avatar
Agam Rinjani merupakan pemandu lokal yang ikut evakuasi jenazah pendaki Brasil, Juliana Marins di Gunung Rinjani.

Lihat Foto

Tim SAR evakuasi gabungan berhasil mengevakuasi jenazah pendaki Brasil, Juliana Marins, dari jurang Danau Segara Anak, Gunung Rinjani. Di balik keberhasilan ini, tersimpan kisah dramatis dan mengharukan dari tujuh anggota tim inti yang mempertaruhkan nyawa di medan yang ekstrem.

“Tiap kali menapak, longsoran terjadi, bukan hanya pasir tetapi juga batu, dari yang kecil sampai yang besar,” ujar Syamsul Fadli, koordinator lapangan SAR Lombok Timur, yang akrab disapa Otong, kepada Kompas.com.

Juliana dilaporkan jatuh ke dalam jurang pada kedalaman sekitar 400 meter, namun ditemukan di kedalaman 600 meter.

Menurut Syamsul, korban kemungkinan besar mencoba berpindah ke tempat yang lebih aman, namun justru terperosok lebih dalam.

Siapa yang Pertama Menemukan Juliana?

Agam, salah satu anggota tim, menjadi orang pertama yang mencapai lokasi jenazah. Ia segera melakukan pemeriksaan dan memastikan bahwa korban sudah tidak bernyawa.

Informasi ini kemudian dikonfirmasi oleh Syamsul dan anggota tim lainnya yang menyusul turun.

Kabar duka tersebut diketahui pada Selasa malam, 24 Juni 2025, sekitar pukul 19.00 WITA. Syamsul, Agam, dan dua rekan lainnya memutuskan bermalam di dekat jenazah, dengan tubuh tetap terikat tali dan anchor untuk menghindari risiko jatuh ke dasar jurang.

“Tidur di jurang dan menjaga jenazah bersama tim evakuasi ngeri juga, karena kontur jurang yang labil dengan tanah berpasirnya,” kata Syamsul menggambarkan situasi mencekam tersebut.

Bagaimana Proses Evakuasi Pendaki Dilakukan?

Pada Rabu pagi (25/6/2025), tim dengan hati-hati membungkus jenazah Juliana dengan kantong jenazah, mengingat risiko longsoran yang masih tinggi. Tambahan peralatan seperti tali dan anchor disiapkan agar proses pengangkatan lebih aman.

Evakuasi dimulai intensif pada pukul 13.51 WITA. Jenazah berhasil ditarik ke Cemara Nunggal, lalu dibawa ke Pelawangan Sembalun sekitar pukul 15.20 WITA.

Selanjutnya, jenazah ditandu turun melalui pos pendakian hingga tiba di jalur masuk Bukit Tiga Sembalun pukul 20.00 WITA.

Syamsul dan tim evakuasi tiba secara bergelombang menggunakan kendaraan SAR dan motor trail. Mereka disambut hangat oleh tim Posko SAR Gabungan di Resort TNGR Sembalun, yang memahami beratnya tugas yang baru saja dilaksanakan.

Saat jenazah tiba di Posko, gerimis masih turun. Ambulans langsung parkir di area tertutup. Seluruh jurnalis dan warga diminta keluar karena keluarga korban tidak mengizinkan pengambilan gambar.

No picture, no photo, no video, this is privacy,” teriak salah satu kerabat Juliana dari luar pagar Posko.

Pihak TNI dan Brimob menjaga pintu masuk Posko, dan meminta jurnalis menghormati privasi keluarga. Jurnalis yang meliput memaklumi situasi dan hanya mengambil gambar ambulans tanpa mendokumentasikan jenazah.

“Mohon maaf ini soal privasi, keluarga meminta kami menjaga itu, kami memahami perasaan mereka, jadi mohon difahami,” jelas I Gusti Suartha dari TNGR NTB.

Setelah penyerahan jenazah dilakukan dengan cepat, ambulans langsung diberangkatkan ke RS Bhayangkara Polda NTB di Mataram dengan pengawalan ketat aparat kepolisian.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Cerita Tim Evakuasi WNA Brazil, Tidur di Kedalaman 600 Meter Tunggu Jenazah Pendaki Brasil“.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *