
Ia mengenang momen mencekam saat berjuang melindungi anaknya dari guncangan gempa bumi bermagnitudo 6,3 yang mengguncang wilayah itu pada Jumat (23/5/2025) sekitar pukul 02.57 WIB.
Saat kejadian, Widia bersama suaminya, Merianto (38), dan putri mereka, Rizka Natasya (10), tengah tertidur lelap. Ketiganya terbangun karena rumah berguncang hebat. Panik, mereka bergegas keluar dari kamar dan mencoba melarikan diri ke luar rumah.
Namun, malang tak dapat ditolak. Pintu rumah yang mereka coba buka tak bisa bergerak. Mereka pun terperangkap di dalam.
“Jadi pas kami buka pintu, kuncinya nggak bisa kebuka. Jadi baru selesai gempa, baru kami bisa keluar,” tutur Widia kepada TribunBengkulu.com.
Di tengah kepanikan, dinding rumah mulai runtuh. Bongkahan batu bata berjatuhan, membuat mereka bertiga buru-buru berlindung ke sudut rumah dekat pintu keluar.
Rizka sempat terkena reruntuhan tembok. Tanpa pikir panjang, Widia memeluk erat anaknya untuk melindunginya dari puing-puing yang terus jatuh. Akibat aksi heroiknya itu, bagian belakang tubuh dan kakinya terkena runtuhan.
Beberapa saat kemudian, dinding bagian depan rumah ikut roboh, tepat di sisi pintu keluar. Setelah guncangan mereda, mereka akhirnya bisa keluar melalui celah dinding yang ambruk.
“Mungkin ada sekitar beberapa menit kami terjebak dalam rumah, dan setelah gempa berhenti baru bisa keluar,” kenangnya.
Rumah mereka kini hampir rata dengan tanah. Hanya beberapa bagian dinding yang tersisa, itupun nyaris ambruk. Tak ada lagi tempat yang layak untuk ditinggali. Widia kini bingung harus tinggal di mana.
“Nanti bingung juga mau tidur di mana. Tapi tadi waktu ada Wakil Gubernur katanya, InsyaAllah akan dibangun kembali,” kata dia dengan harapan.
Pemerintah Siapkan Bantuan dan Tempat Penampungan
Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, menyampaikan duka cita atas musibah gempa yang terjadi. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Bengkulu siap memberikan segala bentuk bantuan untuk proses pemulihan di wilayah terdampak.
“Pemerintah Provinsi Bengkulu, siap memberikan semua dukungan yang diperlukan untuk upaya pemulihan di beberapa wilayah yang terkena dampak,” kata Helmi.
Ia juga mengimbau warga yang rumahnya rusak berat atau hancur total agar segera mencari tempat tinggal yang lebih aman. Bagi yang tidak memiliki tempat tinggal sementara, Pemprov telah menyiapkan mess pemerintah daerah sebagai lokasi pengungsian.
“Kami mengimbau warga yang rumahnya hancur agar mengungsi sementara ke rumah keluarga terdekat. Jika tidak ada, bisa mengungsi di mess pemda,” ucapnya.
Menurut Helmi, langkah cepat ini merupakan bentuk tanggung jawab dan kepedulian pemerintah untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan warga pascagempa.
Leave a Reply