
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi, menegaskan pentingnya keselamatan transportasi umum setelah terjadinya kecelakaan maut yang melibatkan bus Antar Lintas Sumatera (ALS) di kawasan Terminal Bukit Surungan, Kota Padang Panjang, Selasa (6/5/2025) pagi.
Dalam tragedi itu, 12 orang dilaporkan meninggal dunia dan 22 lainnya mengalami luka-luka. Mahyeldi menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarganya.
“Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas musibah ini,” ujarnya kepada wartawan.
Untuk mencegah kejadian serupa, Mahyeldi meminta seluruh penyedia jasa transportasi umum agar lebih memperhatikan aspek keselamatan sebelum kendaraan dioperasikan di jalan raya.
“Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama. Kami telah memerintahkan Dinas Perhubungan Sumbar untuk berkoordinasi dengan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) guna mengoptimalkan pengawasan terhadap kelaikan kendaraan, baik AKDP maupun AKAP,” katanya.
Apa Saja Tugas dan Fungsi Dishub dan BPTD dalam Pengawasan Transportasi?

Menurut Mahyeldi, Dinas Perhubungan (Dishub) Sumbar bersama BPTD memiliki peran strategis dalam memastikan seluruh armada yang beroperasi di wilayah Sumbar layak jalan dan memenuhi standar keselamatan.
Ia menyebutkan, kolaborasi lintas instansi diperlukan untuk memperketat pengawasan terhadap kendaraan umum, termasuk uji kelayakan teknis, pemeriksaan rutin, serta audit keselamatan berkala.
“Kita sudah meminta Dishub Sumbar untuk berkoordinasi dengan BPTD, agar pengawasan terhadap kelayakan kendaraan umum semakin ditingkatkan,” kata Mahyeldi.
Selain itu, Dishub juga bertugas melakukan sosialisasi kepada operator transportasi mengenai pentingnya perawatan rutin kendaraan dan pelatihan keselamatan bagi pengemudi. Dengan begitu, risiko kecelakaan akibat kelalaian teknis dapat diminimalkan.
Bagaimana Kronologi Kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang?
Kecelakaan tragis tersebut terjadi saat bus ALS dengan rute Medan–Bekasi melaju dari arah Bukittinggi menuju Padang Panjang.
Dugaan awal menyebutkan, kecelakaan dipicu oleh hilangnya fungsi rem hingga menyebabkan bus terguling di tikungan menurun dekat terminal.
Berdasarkan data sementara, 12 penumpang meninggal dunia dan 22 orang lainnya mengalami luka-luka.
Seluruh korban luka telah dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Proses evakuasi dilakukan oleh tim gabungan dari kepolisian, Basarnas, pemadam kebakaran, dan relawan.
Pemerintah Provinsi Sumbar memastikan akan terus berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait untuk menjamin penanganan korban berjalan maksimal.
Leave a Reply