
Semburan lumpur panas mengejutkan warga Desa Roburan Dolok, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Fenomena ini muncul di beberapa titik dan terus meluas setiap hari. Warga pun tak lagi bisa mengelola lahan mereka. Selain membunuh tanaman, semburan juga mencemari aliran sungai dan memperburuk kualitas udara di sekitar wilayah tersebut.
Bupati Mandailing Natal, Saipullah Nasution, mengungkapkan bahwa sebelumnya di lokasi itu memang sudah pernah muncul semburan serupa beberapa tahun lalu.
Namun kali ini, ditemukan tiga titik baru, masing-masing dengan luas sekitar 5×5 meter persegi dan setiap titik mengeluarkan dua hingga tiga semburan.
“Secara umum semburan sama dengan yang lama, namun tentu dalam rangka kita memastikan itu beracun berbahaya atau tidak, nanti kami akan menyurat ke Dirjen (Kementerian ESDM) untuk menurunkan tim melakukan penelitian agar dipastikan berbahaya atau tidak,” kata Saipullah, dikutip dari KompasTV, Minggu (27/4/2025).
Ia menambahkan, pihaknya akan mengirim surat resmi ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk meminta tim ahli turun ke lokasi.
Tujuannya, meneliti kandungan material lumpur demi menentukan langkah penanganan yang tepat.
Tanaman Mati, Air Bersih Tercemar
Warga Desa Roburan Dolok merasakan langsung dampak semburan ini. Banyak tanaman perkebunan seperti pohon karet dan padi mati, membuat kehidupan ekonomi masyarakat yang bergantung pada hasil pertanian terganggu.
Semburan pertama kali ditemukan di lahan perkebunan yang letaknya tak jauh dari permukiman warga.
Awalnya hanya muncul di beberapa titik kecil, namun kini diameter semburan makin melebar dan menyebar ke area lain.
Selain menghancurkan tanaman, lumpur panas tersebut juga mencemari aliran sungai yang menjadi sumber air bersih masyarakat, sekaligus menurunkan kualitas udara.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mandailing Natal sudah meninjau lokasi untuk mengambil sampel lumpur. Sampel tersebut akan diteliti lebih lanjut guna mengetahui kandungan zat di dalamnya.
Warga: Dulu Kecil, Sekarang Makin Melebar
Keresahan warga semakin meningkat. Salah satu warga, Khoiruddin, menceritakan bahwa semburan lumpur yang dulu kecil kini semakin meluas dan berdampak parah terhadap lahan mereka.
“Dulu memang ada sikit, tapi kecil. Tapi akhir-akhir ini makin melebar,” ujar Khoiruddin.
Ia menjelaskan, akibat semburan itu, lahan pertanian tak lagi bisa ditanami. Banyak tanaman karet mati, sawah rusak, dan yang lebih mengkhawatirkan, air bersih yang mengaliri empat desa di sekitar Roburan Dolok ikut tercemar.
Leave a Reply