SUMO777 – Harimau Sumatera Muncul di Pabrik Dumai Riau, Sang Raja Hutan Kehilangan Arah dan Rumah?

admin Avatar
Harimau sumatera yang masuk ke kawasan pabrik goni PT. Wilmar, di Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai, Riau, Sabtu (26/4/2025).

Lihat Foto

harimau sumatera di areal pabrik goni PT Wilmar, Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai.

Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (26/4/2025) sekitar pukul 23.00 WIB ini terekam dalam video dan foto yang kemudian viral di media sosial.

Petugas patroli perusahaan menjadi saksi mata kehadiran satwa dilindungi berukuran besar tersebut, yang terlihat tak jauh dari pinggir jalan.

Ketika sorotan lampu mobil mengarah padanya, harimau itu memilih untuk menghilang ke dalam rimbun semak-semak di sekitar lokasi.

Bahkan, dalam sebuah foto, tampak jelas harimau tersebut sedang beristirahat duduk di dekat tembok pabrik.

Sontak, kemunculan “raja hutan” Sumatera ini memicu respons cepat dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau. Tim dari BBKSDA segera diterjunkan ke lokasi untuk melakukan investigasi dan langkah-langkah mitigasi.

Apa Temuan Tim BBKSDA di Lokasi Kemunculan Harimau?

Kepala BBKSDA Riau, Supartono, menjelaskan bahwa timnya bersama dengan anggota Polsek Medang Kampai dan pihak keamanan PT Wilmar telah melakukan pemeriksaan menyeluruh di sekitar pabrik goni KM 110, tempat harimau pertama kali terlihat.

“Dari hasil pengecekan tim terpadu di lapangan, ditemukan jejak harimau sumatera,” ungkap Supartono kepada wartawan melalui keterangan tertulis pada Minggu (27/4/2025).

Lebih lanjut, Supartono merinci ukuran jejak yang ditemukan, yaitu sekitar 15×13 cm, dengan perkiraan jarak antara kaki depan dan belakang mencapai kurang lebih 130 cm. Lokasi penemuan jejak ini terbilang cukup jauh dari permukiman warga, yakni sekitar 5 km.

Menyikapi kejadian ini, BBKSDA Riau mengambil langkah proaktif dengan melakukan penelusuran lebih lanjut terhadap jejak harimau. Tujuannya adalah untuk menentukan lokasi yang tepat bagi pemasangan kamera intai.

“Kami juga mengimbau agar pihak perusahaan dapat mengurangi aktivitas di sekitar lokasi tersebut, terutama saat sore dan malam hari. Selain itu, masyarakat juga dapat lebih berhati-hati dalam beraktivitas di sekitar lokasi,” imbau Supartono.

Sebagai langkah mitigasi jangka pendek dan jangka panjang, BBKSDA Riau bekerja sama dengan pihak terkait akan meningkatkan patroli di sekitar lokasi dan memasang kamera intai.

Data dari kamera ini diharapkan dapat memberikan informasi penting mengenai pergerakan harimau, sehingga langkah-langkah penanggulangan dan pencegahan konflik satwa dapat diambil secara lebih efektif.

Mengapa Aktivis Lingkungan Menyebut Kerusakan Hutan Sebagai Penyebab Utama?

Kemunculan harimau sumatera di area industri ini tidak hanya dilihat sebagai fenomena alam biasa. Aktivis lingkungan Riau, Johny Setiawan Mundung, memiliki pandangan yang lebih mendalam terkait akar permasalahan ini.

Ia menilai bahwa kejadian ini merupakan konsekuensi logis dari kerusakan habitat alami harimau sumatera.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *