
Gunung Rinjani, kembali dilanjutkan pada Selasa (24/6/2025).
Juliana dilaporkan jatuh di kawasan tebing Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Gunung Rinjani, pada Sabtu (21/6/2025) sekitar pukul 06.30 Wita.
Imam Firmansyah dari Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia menjelaskan bahwa medan di lokasi kejadian menjadi hambatan utama proses evakuasi pendaki Brasil itu.
Cemara Nunggal memiliki karakteristik tebing yang sangat curam dengan kontur tanah berupa pasir halus.
“Medannya ini kalau dilihat secara visual dan peta topografi sangat curam dan itu area medan pasir. Pasirnya halus dan ada pergerakan sedikit saja bisa langsung ambles atau longsor,” ujar Imam saat dikonfirmasi, Selasa (24/6/2025).
Bagaimana Posisi Korban Saat Ini?
Juliana awalnya diketahui jatuh setelah terpantau nyala senter dari bawah tebing. Posisi awal korban diperkirakan berada di kedalaman sekitar 150-200 meter dari jalur pendakian. Namun, saat dilakukan pencarian, korban telah bergeser hingga kedalaman 400-500 meter.
“Sekitar 200-300 meter pergerakannya, dan itu pun sudah hampir mencapai tebing terakhir yang sangat curam,” lanjut Imam.
Menurut dugaan, korban sempat mencoba bergerak sehingga menyebabkan pasir di sekitarnya ikut tergerus dan mendorong tubuhnya jatuh lebih dalam.
Pada Senin (23/6/2025), tim SAR menggunakan drone thermal dan berhasil mendeteksi Juliana dalam keadaan tidak bergerak di tebing batu pada kedalaman sekitar 500 meter.
Opsi penggunaan helikopter sempat dipertimbangkan dalam proses evakuasi. Namun, menurut Imam, kondisi tebing yang seluruhnya terdiri dari pasir membuat penggunaan helikopter sangat berisiko.
“Tebing pasir di Rinjani ini sangat sensitif. Getaran sedikit bisa menyebabkan longsor. Kita harus mempertimbangkan keselamatan korban dan juga tim evakuasi. Jangan sampai niat menolong malah membuat tim jadi korban,” jelasnya.
Langkah Apa yang Telah Ditempuh Tim SAR?
Proses evakuasi saat ini telah memasuki hari keempat. Puluhan personel dari tim SAR gabungan terus dikerahkan. Pencarian dilakukan menggunakan kombinasi peralatan tali dan pemantauan dengan drone thermal.
Selain medan yang curam, tim juga menghadapi kendala cuaca. Kabut tebal mengurangi jarak pandang dan menunda pergerakan di medan yang berbahaya.
Demi kelancaran proses evakuasi, Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menutup sementara jalur pendakian dari Plawangan 4 Sembalun ke puncak mulai Selasa (24/6/2025). Penutupan ini diberlakukan hingga evakuasi terhadap Juliana berhasil dilaksanakan.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Lokasi Jatuhnya Pendaki Brasil di Gunung Rinjani, Tebing Berpasir dan Mudah Longsor“.
Leave a Reply